Biarkan Tuhan Mengemudikan Hidupmu

Seorang ayah mengajak putrinya, Asa 6 tahun, bersama dengannya mengendarai mobil menuju ke sebuah museum. Sudah lama Asa ingin kesana. Sang Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja ingin mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa disertai sang Bunda.

Dalam perjalanan, tak henti-hentinya Asa bertanya kepada si Ayah:
Ayah tahu tempatnya tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.
Tahu, jangan kuatir .., jawab Ayah sembari tersenyum.
Emang Ayah tahu jalan-jalannya?
Tahu, jangan kuatir ...
Benar, kita tidak akan kesasar Ayah?
Benar, jangan kuatir .., jawab Ayah tetap dengan sabar.
Nanti kalau Asa haus, bagaimana?
Tenang, nanti Ayah beli air mineral ...
Terus kalau lapar?
Tenang, Ayah ajak Asa mampir ke restoran ...
Emang ayah tahu tempat restorannya?
Tahu, sayang.
Emang ayah bawa cukup uang?
Cukup, sayang ...
Kalau Asa pengen ke kamar kecil?
Ayah antar sampai ke depan pintu toilet wanita ...
Emang di museum ada toiletnya?
Ada, jangan kuatir ...
Ayah bawa tissue juga?
Bawa, jangan kuatir .., kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk ke jalan tikus, untuk menghindari macet.
Kok Ayah belok ke jalan yang jelek dan sempit begini?
Ayah cari jalan yang lebih cepat, supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti.

Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-tanya lagi. Giliran sang Ayah yang bingung.
Kenapa Asa diam, sayang?
Ya, Asa percaya Ayah deh! 
Ayah pasti tahu, akan antar dan bantu Asa nanti!

Note:
Kita ini seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan yang terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak kekhawatiran tentang apa yang akan kita hadapi. Padahal sesungguhnya Tuhan sedang mengemudikan kehidupan kita semua.

Kadang Ia membawa ke "gang sempit" yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua demi menghindari "kemacetan" di jalan yang lain. Kadang Ia "memperlambat" kendaraan-Nya, dan kadang mempercepat sesuai kebutuhan. 

Semuanya ada maksudnya. Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal-hal yang di luar jangkauan kita kepada-Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup kita, biarkan Dia mengemudikan hidup kita, sebaliknya fokuskan hidup kita kepada hal-hal yang kita bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang kita sudah miliki.


Thanks 4 sharing RS


Post a Comment

Silahkan berikan komentar anda sesuai dengan konten yang saya bahas diatas. komentar yang tidak relevan, spam, maka tidak akan saya publis.

Previous Post Next Post