Nabi Muda & Nabi Tua (Ketaatan) - 1 Raja-Raja 13:3-24


  Pada waktu itu juga ia memberitahukan suatu tanda ajaib, katanya: “Inilah tanda ajaib, bahwa Tuhan  telah berfirman: Bahwasanya mezbah itu akan pecah, sehingga tercurah abu yang di atasnya.” Demi raja Yerobeam mendengar perkataan abdi Allah yang diserukannya terhadap mezbah di Betel itu, ia mengulurkan tangannya dari atas mezbah dan berkata: “Tangkaplah dia!” Tetapi tangan yang diulurkannya terhadap orang itu menjadi kejang, sehingga tidak dapat ditariknya kembali. 

Mezbah itu pun pecahlah, sehingga abu yang di atasnya tercurah, sesuai dengan tanda ajaib yang diberitahukan abdi Allah itu atas perintah Tuhan. Lalu berbicaralah raja dan berkata kepada abdi Allah itu: “Mohonkanlah belas kasihan Tuhan, Allahmu, dan berdoalah untukku, supaya tanganku dapat kembali.” Dan abdi Allah itu memohonkan belas kasihan Tuhan, maka tangan raja itu dapat kembali dan menjadi seperti semula. 

Kemudian berbicaralah raja kepada abdi Allah itu: “Marilah bersama-sama dengan aku ke rumah, segarkan badanmu, sesudah itu aku hendak memberikan suatu hadiah kepadamu.” Tetapi abdi Allah itu berkata kepada raja: “Sekalipun setengah dari istanamu kauberikan kepadaku, aku tidak mau singgah kepadamu, juga aku tidak mau makan roti atau minum air di tempat ini. Sebab beginilah diperintahkan kepadaku atas firman Tuhan: Jangan makan roti atau minum air dan jangan kembali melalui jalan yang telah kau tempuh itu.” Lalu pergilah ia melalui jalan lain dan tidak kembali melalui jalan yang telah diambilnya untuk datang ke Betel.

Di Betel diam seorang nabi tua. Anak-anaknya datang menceritakan kepadanya segala perbuatan yang dilakukan abdi Allah pada hari itu di Betel. Mereka menceriterakan juga kepada ayah mereka perkataan yang dikatakannya kepada raja. Kemudian ayah mereka bertanya: “Dari jalan manakah ia pergi?” Lalu anak-anaknya menunjukkan kepadanya jalan yang diambil abdi Allah yang datang dari Yehuda itu. Ia berkata kepada anak-anaknya: “Pelanai keledai bagiku!” Mereka memelanai keledai baginya, lalu ia menunggangnya dan pergi mengikuti abdi Allah itu dan mendapatinya duduk di bawah sebuah pohon besar. Ia bertanya kepadanya: “Engkaukah abdi Allah yang telah datang dari Yehuda?” Jawabnya: “Ya, akulah itu.” 

Katanya kepadanya: “Marilah bersama-sama aku ke rumah untuk makan roti.” Tetapi jawabnya: “Aku tidak dapat kembali bersama-sama engkau dan singgah kepadamu, aku tidak dapat makan roti atau minum air bersama-sama engkau di tempat ini, sebab telah diperintahkan kepadaku atas firman Tuhan: Jangan makan roti atau minum air di sana. Jangan berjalan pulang melalui jalan yang telah kau ambil itu.” 

Lalu jawabnya kepadanya: “Aku pun seorang nabi juga seperti engkau dan atas perintah Tuhan  seorang malaikat telah berkata kepadaku: Bawa dia pulang bersama-sama engkau ke rumahmu, supaya ia makan roti dan minum air.”

Tetapi ia berbohong kepadanya. Kemudian orang itu kembali bersama-sama dia, lalu makan roti dan minum air di rumahnya.

Sedang mereka duduk menghadapi meja, datanglah firman Tuhan kepada nabi yang telah membawa dia pulang. Ia berseru kepada abdi Allah yang telah datang dari Yehuda: “Beginilah firman Tuhan: Karena engkau telah memberontak terhadap titah Tuhan dan tidak berpegang pada segala perintah yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, tetapi kembali dan makan roti dan minum air di tempat ini walaupun Ia telah berfirman kepadamu: Jangan makan roti atau minum air, maka mayatmu tidak akan masuk ke dalam kubur nenek moyangmu.”

Setelah orang itu makan roti dan minum air, dipelanailah keledai baginya. Orang itu pergi, tetapi di tengah jalan ia diserang seekor singa dan mati diterkam. Mayatnya tercampak di jalan dan keledai itu berdiri di sampingnya, singa itu pun berdiri di samping mayat itu.

Dari cerita di atas abdi Allah adalah nabi Allah, Perintah Tuhan adalah Kehendak Tuhan adalah Yang Terbaik. Tuhan Tahu jika nabi muda berhenti dan makan minum dahulu dan melanjutkan perjalanan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tetapi pelanggaran kita terhadap Perintah Tuhan, biasanya akan berakibat fatal. 

Ketaatan pada Tuhan Allah kita itu adalah jaminan hidup kekal.
Sejak jaman dulu sampai saat ini, ketidaktaatan pada Tuhan berakhir maut/fatal. 
Ikutilah Perintah Tuhan karena itulah Kehendak Tuhan dan pasti Yang Terbaik.  Amin.

Post a Comment

Silahkan berikan komentar anda sesuai dengan konten yang saya bahas diatas. komentar yang tidak relevan, spam, maka tidak akan saya publis.

Previous Post Next Post