Aliran Sungai

Alkisah, di tepi sebuah hutan, tampak seorang guru dan muridnya sedang beristirahat melepas lelah setelah berjalan jauh. Karena persediaan air telah menipis, si murid berpamitan untuk mencari air pelepas dahaga sekaligus bekal melanjutkan perjalanan.
Setelah berjalan tidak terlalu jauh, si murid menemukan sebuah anak sungai yang airnya cukup deras. Dari tempatnya berdiri, dilihatnya sekelompok perempuan desa sedang mencuci pakaian di sungai tersebut. Bagaimana mungkin aku memberi air cucian baju itu untuk diminum guru? katanya dalam hati sambil bergegas kembali menemui gurunya.

Guru, sebenarnya ada sungai tidak jauh dari sini, tetapi sayang, airnya kotor. Di sana ada serombongan ibu-ibu yang sedang mencuci. seru si pemuda saat bertemu dengan gurunya.
Kalau begitu, tunggulah sebentar dan nanti kamu pergi ke sana lagi, jawab sang guru.
Tanpa bertanya, pemuda itu menuruti perintah gurunya yang terkenal bijaksana. Setelah beberapa saat, ia kembali ke sungai tersebut. Dari kejauhan terdengar teriakan gembira anak-anak yang sedang mandi di sana. Melihat hal ini, ia segera kembali menemui gurunya.
Guru. Sekarang gantian, ada anak-anak sedang mandi di sungai itu. Dan sudah pasti airnya tidak bisa diambil untuk minum. Bagaimana baiknya? Apakah kita melanjutkan perjalanan saja dan mencari air di tempat lain? seru si murid.
Gurunya tersenyum dan menjawab, Kalau begitu, tunggu saja sebentar dan kemudian pergi lah ke sana lagi.

Walaupun kebingungan dengan jawaban sang guru, namun ia turuti kemauan gurunya. Setelah beberapa saat, ia pun kembali ke sungai dan kali ini... tidak ada apa2 di sana, hanya suara air yang terdengar. Si pemuda pun mendapati air sungai yang jernih. Ia pun segera meminumnya dan memenuhi bekal minuman.
Dari jauh dengan gembira dia berseru, Guru! Hore... Air minum sudah dapat.
Setelah mendekat, dengan senyum si guru berkata, Muridku. Air sungai mungkin saja kotor, tapi itu hanya sementara. Tunggu saja sebentar, ia akan kembali jernih karena air sungai terus mengalir. Semua ini terjadi dengan sendirinya.
Gurunya melanjutkan, Muridku, kita bisa belajar dari air yang mengalir ini. Setiap kali kamu terganggu oleh banyak pikiran yang rumit penuh masalah, biarkan saja mengalir. Cobalah sabar, tunggu sebentar dan memberi waktu bagi diri sendiri. maka pikiran tersebut akan digantikan dengan pikiran yang lebih jernih. Ini akan terjadi dengan sendirinya.

Sebagai manusia, kita tidak terlepas dari berbagai beban dan masalah. Pikiran yang kusut, tidak akan menyelesaikan malah memperumit keadaan. Sebaliknya, pikiran yang tenang dan jernih akan membuat kita lebih bijaksana dalam mengambil keputusan maupun solusi atas masalah tersebut.

Ketenangan pikiran tidak sulit diraih jika kita bersedia membiarkan pikiran kita yang sedang kusut untuk pergi menjauh. Sama seperti air sungai pada cerita tadi, beri sedikit waktu untuk menenangkan diri. semua akan mengalir dengan sendirinya. Pikiran yang sedang kacau akan digantikan pikiran yang jernih.

Saat kita mampu membiarkan pikiran mengalir bebas seperti air, maka seberat apa pun masalah yang muncul, beri dia waktu. Maka perlahan-lahan, dia akan berlalu dan digantikan dengan  yang lebih bijak.



Thanks for sharing Nathania

Post a Comment

Silahkan berikan komentar anda sesuai dengan konten yang saya bahas diatas. komentar yang tidak relevan, spam, maka tidak akan saya publis.

Previous Post Next Post